Wellcome to Hafshatuz Zikra Blog's

Minggu, 19 Juni 2011

BAROKAH DAKWAH

Saling mengingatkan dalam kebenaran
Assalamu'alaikum Wr.Wb.....^_^
Beberapa orang muslimah tanpak berkumpul saling berbincang. Mereka sedang mengikuti agenda majelis ilmu yang setiap minggu mereka adakan.  Majelis ilmu yang mereka sebut dengan “ngaji”. Mereka yang  tersentuh “aktifitas dakwah” akan bergabung dalam agenda “ngaji”. Hari itu adalah hari yang special buat mereka, karena masing-masing dari mereka akan menceritakan kesan-kesan selama hijrah, selama ikut ngaji dan bergabung di “aktifitas dakwah”.
Satu persatu bercerita secara bergiliran dengan gaya dan ciri khas masing-masing. Ada yang bercerita dengan semangat 45 dan berapi-api sehingga tak sadar bahwa dia telah melebihi jatah waktu yang disediakan. Ada yang dengan mimik wajah yang serius, kata-kata yang slow tapi penuh makna. Dan ada yang mengharu biru meneteskan air mata, membuat anggota yang lain dengan terpaksa mengambil tissue yang sebenarnya disediakan bukanlah untuk menghapus air mata.
Bercerita segala hal, kisah dan peristiwa yang sangat berharga bagi mereka selama mengenal dakwah.
Dari cerita satu persatu, ternyata sebagian besar mereka hampir mengalami hal yang sama. Beberapa diantara mereka mengenal dakwah pertama kali dikampus, kemudian hijrah yang dimulai dengan memakai pakaian syar’i. tahukah anda apa kesan kesan mereka selama ini? Lebih kurang adalah sebagai berikut:
1.       Suatu hal yang luar biasa yang mereka rasakan adalah BETAPA MANISNYA MENGENAL DAN BERIBADAH KEPADA ALLAH DENGAN KESADARAN YANG UTUH. Maksudnya? Mungkin kita bertanya apa maksudnya kesadaran utuh? Setelah berada dijalan dakwahlah mereka benar-benar mengerti hakikat sholat yang bukan sekedar rutinitas. Merasakan benar benar kehadiran Allah disetiap aktifitasnya. Manisnya dalam sujud panjang dipenghujung malam, melantunkan ayat suci alquran dengan hati yang penuh kedamaian. Manisnya mengenal duha, yang senantiasa melancarkan rezeki. Manisnya menyayangi anak yatim karena Allah, dan kemanisan kemanisan ibadah lainnya yang sulit untuk digambarkan.
2.       Manisnya mengenal Rasulullah dan para sahabat. Membaca sirah Nabi hingga meneteskan air mata. Merindukan untuk bertemu dan hidup berdampingan dengan mereka kelak disyurga. Allahummashalli ‘ala Muhammad wa ala ali Muhammad.
3.       Hal lainnya yang tak kalah manis adalah indahnya persaudaraan karena Allah, persaudaraan dalam tali agama islam yang kokoh. Betapa banyak “teman” yang kita miliki disepanjang kehidupan kita tapi adakah diantara mereka yang siap siaga memberikan hartanya dikala kamu susah? Adakah diantara mereka yang mau berhari-hari menungguimu dirumah sakit? Adakah diantara mereka yang senantiasa mengingatkanmu akan tugas-tugas kuliah dan bahkan membuatkannya? Adakah diantara mereka yang memarahimu ketika kamu tidur larut malam, ketika kamu telat makan, ketika kamu terlambat sholat, ketika kamu mandi malam dan ketika ketika lainnya? Kalupun ada, mungkin satu diantara seratus. Tetapi ternyata dijalan dakwah mereka menemukannya dalam jumlah yang banyak. Lalu apakah yang mendorong mereka mau berkorban seperti itu kalau lah bukan karena Allah? Adakah orang yang mampu melakukannya selain yang dekat juga dengan Allah? Allahlah yang telah menyatukan hati hati mereka, meskipun dibayar dengan segunung harta maka persaudaraan seperti ini tidak akan pernah tercipta melainkan Allah yang memberikannya.
4.        Kesan yang tak terlupakan adalah ketika dengan hati yang ikhlas memakai pakaian syari. Baju yang serba dalam dan longgar, memakai rok dan jilbab yang lebar. Dizaman yang seperti sekarang tentu itu adalah hal yang penuh dengan pengorbanan. Tidak sedikit diantara mereka yang dibenci oleh orang tua karena pakaian syari. Semua baju dibakar, dan dicela dengan panggilan “kamu seperti orang yang sudah tua”. Tapi semuanya manis, karena ternyata pakaian yang dicerca itu membuatnya terlindungi dan dihargai. Manis dalam balutan keimanan.
5.       Pertemuan mingguan mereka rasakan begitu bermakna, majelis2 ilmu begitu menyenangkan. Mereka rindu pertemuan itu bila satu dua kali absen menghadirinya. Tidakkah kau ingin tau rasanya?
6.       Bahkan ada yang mengatakan bahwa alangkah manisnya bertemu pendamping hidup yang shaleh dijalan dakwah. Dimana lagi akan ditemukan kalau bukan disini? Tidak kah kau inginkan juga?

Semua ini mereka sebut BAROKAH DAKWAH. Kemanisan-kemanisan yang sulit untuk diungkapkan. Semua kita bisa ikut merasakannya pa bila kita mau memilih untuk “merasakannya”.

Jalan terbentang luas, pintu terbuka lebar. Tinggal apakah kita mau memasukinya atau mungkin memilih jalan lain yang menurut kita lebih manis? AKANKAH ADA YANG LEBIH MANIS MENGALAHKAN MANISNYA JALAN BERSAMA ALLAH???

Bila ternyata kemauan dan keinginan itu belum ada, MAKA MARI KITA BERDOA kepada ALLAH SANG MAHA PEMBOLAK BALIK KAN HATI. Pintalah kepada SANG PEMBERI CAHAYA PENERANG. MAKA IA AKAN MEMBERIMU KEKUATAN HATI DAN MENUNJUKIMU JALAN…..

Wallahualam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hayo teman, kasih komentar kamu.....thanks before